![]() | |
Menggunakan dua Lampu YN 560, 1 di depan model, dan 1 lagi di belakang model, |
Pada awalnya bermain strobist adalah hal yang tabu yang gw lakuin, tapi setelah pertemuan singkat dengan fotografer yang bernama Mas Rahmad Maulana saat event charity for jogja di kota tua, saya mulai menggandrungi permainan strobist. Dengan ini kita dapat membuat foto jauh lebih tajam, bisa bermain DOF, dan tekhnik - tekhnik lainya, dalam Seni Fotografi unsur yang paling penting itu adalah Pencahayaan.
Dulu para fotografer menggunakan lampu studio yang berat untuk
pemotretan baik di studio maupun di lokasi. Hasilnya memang bagus, tapi
mereka merasakan ada sesuatu yang perlu dibenahi. Lampu studio itu berat
dan sangat tidak praktis. Kemudian dengan berkembangnya teknologi
wireless, beberapa fotografer menyadari kalau speedlight mereka bisa
dipakai sebagaimana layaknya lampu studio. Kirk Tuck, fotografer dari
Austin menyebut pendekatan memakai speedlight ini sebagai "Minimalist
Lighting", tapi istilah yang lebih populer justru dari seorang
photojournalist bernama David Hobby yang menyebut pendekatan ini sesuai
dengan nama blog yang diciptakannya yaitu "Strobist'. Belakangan Mr.
Hobby membantah kalau strobist itu cuman untuk speedlight melainkan
untuk semua jenis off camera lighting termasuk lampu studio, mobile
light (monobloc). lampu mobil bahkan sinar matahari. Tapi orang-orang
sudah terlanjur menganggap kalau speedlight dan strobist itu identik
Tidak semua orang menyukai pendekatan ala strobist. Terutama mereka yang berprofesi sebagai glamour dan fashion photographer lebih menyukai lampu studio atau kalau memotret ke lokasi mereka umumnya membawa mobile light. Guru besar glamour photography. Rolando Gomez dengan tegas pernah bilang "The bigger source of light is better", dia malah menganjurkan untuk membeli dulu satu kwalitas terbaik yaitu merek Broncolor, karena yang paling penting menurutnya adalah "quality of light" bukannya "quantity of light"
Di lain pihak, ada satu fotografer nyentrik yang sering disebut sebagai rajanya strobist, bukan cuman karena koleksi speedlight-nya yang luar biasa, bukan cuman karena sering disebut-sebut sebagai senjata rahasianya Nikon, tapi karena foto-fotonya memang waooow ! Namanya tak asing lagi: Joe McNally. Joe sering sekali menggunakan banyak speedlight dalam pekerjaannya. Kadang dia menggunakan 5 speedlight sebagai main light dan 3 sekaligus sebagai fill, belum lagi backlightnya. Joe mengakui kalau kelemahan speedlight adalah quality of lightnya yang kalah dibanding lampu studio, oleh karenanya untuk mengangkat quality of light-nya (bukan powernya lho) dengan lampu studio dia tak jarang menggunakan banyak speedlight yang masing masing dia kasih omni, itupun kemudian dia tembak melewati panel diffuser untuk meningkatkan kelembutan sinarnya.
Tidak semua orang menyukai pendekatan ala strobist. Terutama mereka yang berprofesi sebagai glamour dan fashion photographer lebih menyukai lampu studio atau kalau memotret ke lokasi mereka umumnya membawa mobile light. Guru besar glamour photography. Rolando Gomez dengan tegas pernah bilang "The bigger source of light is better", dia malah menganjurkan untuk membeli dulu satu kwalitas terbaik yaitu merek Broncolor, karena yang paling penting menurutnya adalah "quality of light" bukannya "quantity of light"
Di lain pihak, ada satu fotografer nyentrik yang sering disebut sebagai rajanya strobist, bukan cuman karena koleksi speedlight-nya yang luar biasa, bukan cuman karena sering disebut-sebut sebagai senjata rahasianya Nikon, tapi karena foto-fotonya memang waooow ! Namanya tak asing lagi: Joe McNally. Joe sering sekali menggunakan banyak speedlight dalam pekerjaannya. Kadang dia menggunakan 5 speedlight sebagai main light dan 3 sekaligus sebagai fill, belum lagi backlightnya. Joe mengakui kalau kelemahan speedlight adalah quality of lightnya yang kalah dibanding lampu studio, oleh karenanya untuk mengangkat quality of light-nya (bukan powernya lho) dengan lampu studio dia tak jarang menggunakan banyak speedlight yang masing masing dia kasih omni, itupun kemudian dia tembak melewati panel diffuser untuk meningkatkan kelembutan sinarnya.
Membandingkan speedlight dengan lampu studio seperti membandingkan Chris
John dengan Mike Tyson. Jelas speedlight kalah jauh quality of light
dan recycle of time-nya. Tapi masalahnya disini kapan kita pakai
speedlight dan kapan kita pakai lampu studio. Di studio, tidak ada yang
lebih nyaman daripada pakai lampu studio. Tapi bagaimana kalau kita
memotret ke pantai dimana kita kesulitan mendapatkan lubang listrik?
Berapa orang asisten yang kita butuhkan? Bagaimana kalau kita bepergian
dengan pesawat? Bagaimana kalau tiba-tiba kita harus pindah lokasi?
Sekarang dengan asumsi kita memotret di lokasi, berarti pesaing strobist terdekat lebih ke mobile light bukan lampu studio. Sama portablenya, tapi mobile light menang dari sisi quality of light dan recycle time, speedlight tetap menang dari sisi kepraktisan. Tapi bagaimana dengan harga?
Coba kita kalkulasi, kalau mobile light-nya dari Broncolor, kita sudah nggak usah bandingin lagi dengan speedlight. Tapi bagaimana kalau mobile lightnya bikinan Tiongkok seperti punya Golden Eagle atau FoYu ? Mobile light Tiongkok biasanya satu setnya bisa terdiri 2 lampu, aki kering, beauty disc, honey comb, transmitter dan receivernya termasuk hard case-nya. Bagaimana kalau dibandingkan dengan harga satu batang 580EX II atau SB 900 tanpa pelengkapnya seperti beauty disc, barn door, dsb? Kok jadinya sekarang sebuah 580EX II atau SB 900 jadi terkesan lebih mahal karena cuman sebatang dan tidak dijual berikut dengan perlengkapannya seperti diffuser, barndoor, dan lain sebagainya
Sekarang dengan asumsi kita memotret di lokasi, berarti pesaing strobist terdekat lebih ke mobile light bukan lampu studio. Sama portablenya, tapi mobile light menang dari sisi quality of light dan recycle time, speedlight tetap menang dari sisi kepraktisan. Tapi bagaimana dengan harga?
Coba kita kalkulasi, kalau mobile light-nya dari Broncolor, kita sudah nggak usah bandingin lagi dengan speedlight. Tapi bagaimana kalau mobile lightnya bikinan Tiongkok seperti punya Golden Eagle atau FoYu ? Mobile light Tiongkok biasanya satu setnya bisa terdiri 2 lampu, aki kering, beauty disc, honey comb, transmitter dan receivernya termasuk hard case-nya. Bagaimana kalau dibandingkan dengan harga satu batang 580EX II atau SB 900 tanpa pelengkapnya seperti beauty disc, barn door, dsb? Kok jadinya sekarang sebuah 580EX II atau SB 900 jadi terkesan lebih mahal karena cuman sebatang dan tidak dijual berikut dengan perlengkapannya seperti diffuser, barndoor, dan lain sebagainya
Setiap fotografer punya pertimbangan sendiri-sendiri yang menyebabkan
pilihan gearnya bisa berbeda satu sama lain. Kalau gw cenderung punya
satu speedlight Canon yang TTL, mengingat kemudahan TTL untuk pemotretan
event dan semacamnya dimana subyeknya bergerak, tapi karena harga Speedlite canon sendiri itu mahal, jadi pilihan saya jatuh pada YN 560, memang dari segi kualitas cahaya YN 560 tidak menyebar seperti Speedlite Canon 580 Ex, tapi untuk bermain strobist atupun untuk acara liputan YN 560 sudah cukup membantu.
Bukankah
alasan kita memilih speedlight adalah karena kepraktisan dan harganya.
Bagaimana kalau harganya justru lebih mahal ?
No comments:
Post a Comment